Silabus merupakan salah satu produk
pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang berisikan garis-garisbesar materi pembelajaran. Beberapa prinsip
yang mendasari pengembangan silabus antara lain :
a.ILMIAH
Keseluruhan
materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabusharus benar dan dapat dipertanggung jawabkan
secara keilmuan. Unttuk mencapai kebenaran ilmiah tersebut, dalam penyusunan silabus
selayaknya dilibatkan para pakar dibidang keilmuan masing-masing mata
pelajaran. Hal ini dimaksudkan agar materi pelajaran yang disajikan dalam
silabus valid.
b.RELEVAN
Cakupan,
kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai
atau ada keterkaitan dengan tingkatperkembangan fisik, intelektual, social, emosional, dan spiritual
peserta didik.
c.SISTEMATIS
Komponen-komponen
silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d.KONSISITEN
Adanya
hubungn yang konsistenantara kompetensi
dasar, indicator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sisitem
penillaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
e.MEMADAI
Cakupan
indicator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan system
penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan Actual dan kontekstual
Cakupan
indicator. Materi pokok,pengalaman belajar, sumber belajar, dan system
penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, danseni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan
peristiwa yang terjadi.
f.FLEKSIBEL
Keseluruhan
komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik serta
dinamika perubahan yang terjadi disekolah dan tuntutan masyarakat.
g.MENYELURUH
Komponen
silabusmencakup keseluruhan kompetensi
(kognitif, afektif, psikomotor)
Keberhasilan pelatihan tidak dapat diukur dari segi kelengkapan atau kompleksitas desain program pelatihan saja, tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh pelaksanaan dilapangan. Kadang-kadang desain yang kompleks bahkan bahkan tidak bisa dillaksanakan atau ditunda pelaksaanya. Hal ini sering disebabkan oleh karena desainya terlalu rumit, keterbatasan dalam kemampuan dalam mengelola pelaksanaanya dilapangan atau karena biaya pelaksanaanya yang terlalu tinggi atau karena kurangnya sumber-sumber yang mendukung.
A. Rencana Pelaksanaan Pelatihan
Bila seseorang manegertelah memutuskan untuk mengadakanpelatihan, maka I aharus memikirkan bagaimana bentuk dan proses pelaksanaanya, siapa yang bertanggung jawab dan bagaimana pengadministrasianya serta bagaimana pengaturan keuanganya. Ini merupakan hal yang sangat penting dan sangat mempengaruhi apakah suatu pelatihandapat berjalan dengan lancar atau tidak .
Sering program pelatihan gagal atau ditunda pelaksanaanya karena desainer pelatihan kurangmempertimbangkan sumber-sumber pelatihan yang dapat dimanfaatkan dari lingkungan sehingga pelatihan memakan biaya mahal. Akibatnya pelatihan ditunda karena kemampuan biaya yang terbatas.
Maneger pelatihan harus merencanakan, mengalokasikan dan menggunakan sumber-sumber yang ada sehingga ia dapat meramalkan dan mengetahui tahapan tahapan pelaksanaan dengan jelas dan rinci. Dengan demikian ia sudah dapat memperhitungkan apakah pelatihan itu dapat dilaksanakan atau tidak.
Sumber-sumberutama yang akan dikelola untuk pelatihan itu meliputi antara lain; fasilitas yang ada (termasuk bangunan/gedung) sebagai tempat pelaksanaan pelatihan, persediaan bahan dan alat bantu yang dibutuhkan, dan arus uang tunai yang dapat dimanfaatkan. Ini erat kaintanya dengan hal-hal yang harus dipertanggung jawabkan yaitu asset tetap, asset variable, pengeluaran dan biaya langsung.
B. Administrasi Program Pelatihan
Pada organisasi-organisasiyang benar, tugas-tugas administrasi yang berhubungan dengan pelatihan ditangani bidang khusus pelatihan atau satu departemen. Tetapi untuk menjamin suatu pelatihan dengan baik, sangat dipengaruhi kerja petugas pelaksanaan dilapangan. Oleh sebab itu untuk kelancaran suatu pelatihan perlu ada secretariat pelaksanaan yang akan mengelola seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pelatihan. Untuk pelatihan yang cukup luas, perlu dibentuk panitia pelaksanaan yang terdiri dari ketua, pelaksana, wakil, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan dilengkapi dengan beberapa seksi dan anggota pelaksana. Sementara untukpelatihan khusus seksi dan anggota bisa dibatasi sesuai dengan kebutuhan lapangan.
Hal-hal yang harus mereka kerja mencakup beberapa hal yang akan dijelaskan pada bagian berikut.:
1. Penyusunan Jadwal
Kurikulum yang telah dikembangkan untuk suatu pelatihan tidak mungkin disajikan begitu saja. Kurikulum itu perlu dikembangkan menjadi topik-topik tertentu yang akan disajikan pada waktu tertentu pula sesuai dengan analisis tugas yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk menetapkanjadwal yang tepat untuk masing-masing topik yang akan memerlukan kerja sama dengan instruktur yang akan melaksanakan program itu. Mereka harus mempersiapkan rancangan gabungan sehingga topik pelatihan, metode, pemantauan atau sidang belajar, lokasidan sumber pelatihan dapat dijadwalkan pada waktunya tepat sehingga pelaksanaan dapat dilakukan dengan tepat.Juga perlu dipersiapkan tempat dan fasilitas tertentu, bila dalam pelatihan nanti ada kegiatan yang dilakukan secara individu, kelompok dan secaraklasikal.
Jadwal yang disusun hendaklah menginformasikan hal-hal berikut :
a. menginformasikan ruang dan aloksi waktu yang disediakan untuk pengajaran perorangan dan kelompok.
b. menginformasikan tentang peralatan yang diperlukan, dimana dan kapan diperlukanya.
c. memastikan bahwa para peserta telah siap mengikuti pelatihan .
d. menginformasikan tentang mekanisme penilaian yang dilakukan untuk peserta pelatihan.
2. Pemberitahuan Kepada Instruktur/Fasilisator
Keberhasilan program pelatihan sangat dipengaruhi oleh persiapan instruktur/fasilisator untuk menyajikan materi pelatihan. Ia harus mempersiapkan bahan terebut sedemikian rupa sesuai dengan tujuan yang kan dicapai. Oleh sebab itu instruktur harus diberi tahu sebelum pelatihan dilaksanakan, sehingga ia mempunyai cukup waktu untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan materi pelathan tersebut seperti makalah, lembaran kerja, dan lain-lain.
3. Pemberitahuan Kepada Peserta
Pemberitahuan pada pesert harus ditangani dengan baik sebelum wakt pertemuan pertama. Pengumuman itu tidak hanya mengenai kapan dimulai dengan berakhirnya pelatihan. Peserta harus diberitahu dimana latihan diadakan, kapan waktu pelaksanaan, apa saja yang dipersiapkan oleh para peserta, siapa saja pesertanya sertamengapa harus mengikuti pelatihan tersebut. Peserta pelatihan harus mengetahui kehadiranya merupakan suatu perintah atau keharusan dan apa tindakan yang harus dilakukan atau diterima bila peserta tidak dapat hadir.
4. Penggandaan Materi Pelatihan
Materi pelatihan suda harus sudah berada ditangan peserta pelatihan sebelum pelatiha dimulai. Bahan yang telah dipersiapkan oleh instruktur perlu diperbanyak oleh panitia sebanyak peserta pelatihan. Oleh sebab itu perlu diberitahukan kepada instruktur kapan mereka harus memasukan bahan pelatihan kepada panitia sehingga penggandaan bahan tidak terlambat.
5. Pertemuan Pertama
Pada hari pertama kegiatan pelatihan dimeja secretariat sudah tersedia sagala sesuatu yang dibutuhkan selama kegiatan pelatihan. Setiap peserta yang datang mengisi daftar hadir dan mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan selama pelatihan seperti jadwal, bahan-bahan pelatihan, makalah dan lain-lain. Bila pelatihan ini dilakukan itu dilakukan oleh pengusaha, maka pada pertemuan pertama itu sebaiknya dihadiri maneger utama. Ia harus memberikan perhatian dan kosan khusus, sehingga peserta mengerti bahwa program pelatihan itu penting untuk pengembangan usaha dan mendapat dukungan sepenuhnya dari perusahaan. Demikian juga pelatihan yang diadakan oleh instansi pemerintah. Kegiatan hari pertama hendaklah dihadiri oleh pemimpin atau atasan dari peserta. Sehingga dapat menimbulkan motivasi dari peserta untuk mengikuti pelatihan sampai selesai. Peserta perlu pula memahami bahwa pelatihan itu berkaitan erat dengan pengembangan karir mereka.
C. Mekanisme Pengendalian Proyek Pelatihan
1. Pengendalian Belajar
Berhasil tidaknya suatu pelatihan sangat tergantung kepada pelaksanaan pelatihan dilapangan oleh sebab itu mekanisme penilaian proses dan hasil belajar harus dimasukan Dalam jadwal dan rencana operasional harian. Kegiatan ini mencakup pemantauanproses belajar, penilaianhasil belajar, tanggapan terhadap instruktur, tanggapan terhadap pelaksanaan pelatihan secara umum, serta study kasus.
2. Pengendalian Biaya
Apabila program pelatihan harus efektif biaya, maka biaya tahapan pelaksanaanya harus dikendalikan. Perancang program harus memberikan uraian anggaran perminggu, dan pelaksanaan pelatihan harus memeriksa catatan pengeluaran biaya yang sebenarnya dibandingkan dengan alokasi biaya yang dirancang sementara program tersebut berlangsung.
Pelaksanaan yang kritis terlihat pada pemanfaatan staf yang efektif serta pemanfaatan fasilitas secara efisien. Kedua bagian ini tidak ditangani dengan baik sehingga biaya pelatihan secara keseluruhan menjadi mahal.
D. Penanggung Jawab Pelaksana Pelatihan
Rencana kegiatan program pelatihan dapat dirancang melalui bidang perencanaan, tetapi bukan berate mereka pula yang harus melaksanakanya. Pelaksanaan pelatihan biasanya ditangani oleh struktur yang dibentuk melalui panitia pelaksana pelatihan yang dipilih dari orang-orang yang suda bisa mengelola kegiatan pelatihan.
Pada bab ini disajikan empat jenis starategi pembelajaran yaitu
1.Strategi
pembelajaran siklus
2.Pembelajaran
generatif
3.Pembelajaran
tuntas
4.Dan
pembelajaran kooperatif
B.STRATEGI
PEMBELAJARAN SIKLUS (LEARNING CYCLE)
pembelajaran siklus merupakan
salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis. Model
pembelajarnan siklus pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus dalam
Science Curicullum Improvement Study/SCIS. Siklus belajar merupakan salah satu
model pembelajarn dengan pendekatan kontruktivis yang pada mulanya terdiri atas
tiga hal. Yaitu :
a.Eksplorasi
(exploration)
b.Pengenalan
konsep(concept introduction) dan
c.Penerapan
konsep (concept application)
Pada proses selanjutnya, tiga
tahap siklus tersebut mengalami tiga pengembangan. Tiga siklus tersebut saat
ini dikembangkan menjadi lima tahap yang terdiri atas tahap (a) pembangkitan
minat, (b)eksplorasi, (c)penjelasan. (d) elaborasi, (e) evaluasi.
1.TAHAP
PEMBELAJARAN
a.Pembangkitan
Minat
Paada tahap ini, guru berusaha menbangkitkan dan mengembangkan minat dan
keingintahuan (curiosity) siswa tentang topic yang diajarkan.
Hal ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan dengan proses factual
dalam kehidupan sehari-hari (yang berhubungan dengan topika pembahasan). Dengan
demikan siswa akan memberikan respons/jawaban, kemudian jawaban siswa tersebut
dapat dijadikan pijakan oleh guru untuk mengatahui pengetahuan awal siswa tentang pokok b ahasan.
b.Eksplorasi
Pada tahap eksoplorasi dibentuk kelompok-kelompok kecil anatara 2-4
siswa, kemudian diberikan kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok kecil
anpa pembelajaran langsung dari guru. Dalam kelompok ini siswa didorong untuk
mengujihipotesis dan atau membuat hipotesis baru, mencoba
altenatif pemecahanya dengan teman sekelompok , melakukan dan mencatat
pengamatan serta ide idea tau pendapat yang berkembang dalam diskusi. Pada
tahap ini guru berperan sebagai fasilisator dan motivator.
c.Penjelasan
Penjelasan merupakan tahap ketiga siklus belajar. Paada
tahap penjelasan, guru dituntut mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep
dengan kalimat/pemikiran sendiri, meminta bukti dan klarifikasi atas penjelasan
siswa, dan saling mendengar sacara kritis penjelasan antar siswa atau guru.
Dengan adanya diskusi tersebut, guru memberi definisi dan penjelasan tentang
konsep yang dibahas dengan memakai penjelasan siswa terdahulu sebagai dasar
diskusi.
d.Elaborasi
Pada tahap ini siswamenerapkan
konsep dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi baru atau konteks
yang berbeda. Dengan demikian , siswa akan dapat belajar secara bermakna, karna
telah dapat menerapkan/ mengaplikasikan konsep yang baru dipelajarinya dalam
situasi baru.
e.Evaluasi
Pada tahap ini guru dapat mengamati pengetahuan dan pemahaman saiwa dalam
penarapan konsep baru. Siswa dapat melakukan evaluasi diri dengan mengajukan
pertanyaan terbuka dan mencari jawaban yang menggunakan observasi, bukti, dan
penjelasan yang diperoleh sebelumnya. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan guru
sebagia bahan evaluasi tentang proses penerapan metode siklus belajar yang
sedang diterapkan, apakah suda berjalan dengan sangat baik, cukup baik, atau
masih kurang. Demikian pula melalui evaluasi diri, siswa akan dapat mengetahui
kekurangan atau kemajuan dalam proses pembelajaran yang suda dilakukan.
2.Hasil
Penelitian
Penelitian Jirna (2005)menyimpulkan sebagai berikut:
1.Metode
pembelajaran siklus dapat meningkatkan kualitas proses pembelajarandalam mata kuliah TeknikPerbaikan Tana. Hal
ini tampak dari adanya peningkatan hasil belajar, motivasi belajar, keaktifan
mahasiswa dan interaksi mahasiswa-dosen. Metode Pembelajaran siklus menuntut
adanya persiapan pembelajaran yang sistematis oleh dosen, terutama penyiapan
dan pengorganisasian isi pembelajaran, penyiapan tugas-tugas pembelajaran yang
mampu mendorong aktivitas/keaktifan mahasiswa.
2.Dengan penerapan metode pembelajaran siklus
belajar mata kuliah teknik perbaikan tanah maka kegitan pembelajaran akan lebih
berfokus pada mahasiswa dan lebih menempatkan dosen sebagai fasilisator, yang
mampu mendorong dan mengembangkan keaktifan mahasiswadalam proses pembelajaran.
Pembelajaran generative pertama kali diperkenalkan oleh Osborne dan
Kosgrove (dalam sutarman dan swasono,2003). Pembelajaran generative terdiri
atas empat tahap, yaitu:
a.Pendahuluan
atau disebut tahap eksplorasi
b.Pemfokusan
c.Tantangan
atau tahap pengnalan konsep, dan
d.Penerapan
konsep
e.
1.Tahap Pembelajaran
a. ekplorasi
tahap
pertama yaitu tahap eksplorasi yang disebut juga tahap pendahuluan. Pada tahap
ini guru membimbing siwa untuk melakukan eksplorasi terhadap pengetahuan, ide,
atau konsepsi awal yang diperoleh dari pengalaman sehari-harinya atau diperoleh
dari pembel;ajaran pada tingkat kelas sebelumnya. Untuk mendorong siswa agar
mampu melakukan ekplorasi, guru dapat memberikan stimulasi berupa beberapa
aktivitas/tugas-tugas seperti melalui demonstrasi/penelusuran terhadap sesatu
permasalahan yang dapat menunjukan data dan fakta yang terkait dengan konsepsi
yang akan dipelajari.
b. fempokusan
tahap pemfokusan atau tahap pegenalan konsep atau
intervensi.
Pada tahap ini siswa melakukan pengujian hipotesis melalui kegiatan
laboratorium atau dalam model pembelajaran yang lain. Pada tahap ini guru
bertugas sebagai fasilisatoryang
menyangkit kebutuhan sumber, member bimbingan dan arahan dengan demikian para
siswa dapat melakukan proses sains.
c.Tantangan
Tahap tantangan disebut juga tahap pengenalan konsep. Setelah siswa
memperoleh data selanjutnya menyimpulkan dan menulis dalam lembar kerja. Para
siswa diminta mempersentasikan temuanya melalui diskusi kelas. Melalui diskusi
kelas akan terjadi proses tukar pengalama diantara siswa.
d.Penerapan
Pada tahap ini, siswa diajak untuk dapat memecahkan masalah dengan
menggunakan konsep barunya atau konsep benardalam situasi baru yang berkaitan
dengan hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari.
2.Penerapan Dikelas
a. pendahuluan
guru
memberikan aktivitas melalui demonstrasi/contoh-contoh yang dapat merangsang
siswa untuk melakukan eksplorasi. Siswa mengeksplorasi pengetahuan, ide, atau
konsepsi awal yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari atau diperoleh dari
pembelajaran pada tingkat kelas sebelumnya.
b. pemfokusan
guru
membimbing dan mengarahkan siswa untuk menetaokan konteks permasalahan
berkaitan dengan ide siswa yang kemudian dilakukan pengujian. Siswa menetapkan
konteks permasalahan, memahami, mencermati permasalahn sehingga siswa menjadi
familier terhadap bahan yang digunakan untuk mengeksplorasi konsep.
c. tantangan
guru
mengarahkan dan memfasilitasi agar terjadi pertukaran ide antar siswa. Menjamin
semua ide siswa dipertimbangkan dan membuka diskusi mengusulkan melakukan
demonstrasi jika diperlukan.
d. aplikasi
guru
membimbing siswa merumuskan permasalahan yang sangat sederhana. Dan membawa
siswa mengklarifikasi ide baru. Siswa menyelesaikan problem prakti dengan
menggunakan konsep dalam situasi yang barudan menearapka konsep yang baru dipelajari dalam berbagai konteks yang
berbeda.
3.Hasil penelitian
Penelitian sutarman dan
suwasono (2003) menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran generative dapat
-Meningkatkan
aktivitas siswa dalam proses bellajar mengajar fisika pada pokok bahasan energy
listrik dan kemagnetan.
-Penerapan
model generative dapat meningkatkan keterampilan proses fisika siwa.
D.BELAJAR
TUNTAS (MASTERY LEARNING)
Belajar tuntas menyajikan
suatu cara yang menarik dan ringkas untuk meningkatkan unjuk kerja siswa
ketingkat pencapaian sesuatu pokok bahasan yang terdiri dari
1.Orientasi
Pada
tahap ini dilakukan penetapan suatu kerangka isi pembelajaran. Selama tahap ini
guru menjelaskan tujuan pembelajaran, tugas-tugas yang akan dikerjakan dan
mengembangkan tanggung jawab siswa.
2.Penyajian
pada
tahap ini guru menjelaskan konsep-konsep atau ketterampilan baru disertai
dengan contoh-contoh. Penggunaan media pembelajaran baik visual maupun audio
visual sangat disarankan dalam mengajarkan konsep atau keterampilan baru. Dalam
tahap ini perlu diadakan evaluasi seberapa jauh siswa telah paham dengan konsep
atau keterampilan baru yang baru diajarkan. Dengan demikan, siswa tidak akan
mengalami kesulitan pada tahap latihan berikutnya.
3.Latihan
Terstruktur
Dalam tahap ini guru
member siswa paraktik penyelesaian masalah, berupah langkah-langkah penting
secara bertahap dalam penyelesaian sesuatu masalah/tugas
4.Latihan
Terbimbing
Pada tahap ini guru
memberi kesempatan pada siswa untuk latuhan menyelesaikan sesuatu permasalahan,
tetapi masih dibawah bimbingan. Dalam tahap ini guru member beberapa
tugas/permasalahan yang harus dikerjakan siswa, namun tetap diberi bimbingan
dalam menyelesaikanya.
5.Latihan
Mandiri
Tahap latihan mandiri
merupakaninti dari strategi ini.
Latihan mandiri dilakukan apabila siswa telah mencapai sekor unjuk kerja antara
85 % - 90% dalam tahap latihan terbimbing. Peran guru dalam tahap ini adalah
menilai hassil kerja siswa setelah selesai mengerjakan tugas secara tuntas.
Jika perlu atau masih ada keslahan, guru perlu memberi umpan balik . perlu
diberikan beberapa tugas untuk diselesaikan oleh siswa sehingga dapat
memprtahankan daya ingat siswa.
E.PEMBELAJARAN
KOOPERATIF (KOOPERATIF LEARNING)
pembelajaran kooperatif
merupakansalah satu model pembelajaran
kelompok yang memiliki aturan aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajar
kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan dan saling mengajar
sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran ini siswa pandai
mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merassa dirugikan. Siswa yang kurang
pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenagkan karenabanyak yang membantu dan memotivasinya. Siswa
yang sebelumnya terbiasa pasif setelah mengunkan pembelajran kooperatif akan
terpaksa berpartisipassi secara aktif agar bias diterima oleh anggota
kelompoknya.
a.Unsure-unsur
dasar pembelajaran kooperatif
Ada berbagai
elemen-elemen yang merupakan ketentuan pokok dalam pembelajaran kooperatif
yaitu: