A. PERKEMBANGAN FISIK- MOTORIK
Seiring dengan pertumbuhan fisiknya yang beranjak matang, maka perkembangan
motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. setiap gerakannya sudah selaras
dengan kebutuhan atau minatnya. di menggerakan anggota badanya dengan tujuan yang
jelas seperti :
1. Menggerakan tanggan untuk menulis, menggambar, mengambil makanan,
melempar bola, dan sebagainnya.
2. Menggerakkan kaki untuk menendang bola, lari mengejar teman pada saat main
kucing-kucingan.
Fase untuk sekolah dasar 7-12 tahun ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik
yang lincah. oleh karena itu usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar
keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik halus maupun kasar, dapat dijelaskan
sebagai berikut :
No. Motorik HAlus
1. Menulis
2. Menggambar atau Melukis
3. Mengetik (computer)
4. Membuat kerajinan dari tanah liat 4
5. Menjahit
6. Membuat kerajinan dari kertas
No. Motorik Kasar
1. Baris Bebaris
2. Seni bela diri
3. Senam Berenang
4. Atletik
5. Main sepak bola
Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu factor penentu kelancaran
proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan. oleh karena itu
perkembangan motorik sangant menunjang keberhasilan belajar peserta didik. upaya –
upaya sekolah untuk memfasilitasi perkembangan motorik secara fungsional tersebut
diantaranya adalah :
1. Sekolah merancang pelajaran keterampilan yang bermanfaat bagi perkembangan
atau kehidupan anak, seperiti mengetik, menjahit, atau kerajinan tangan lainnya.
2. Sekolah memberikan pelajaran senam atau olahraga kepada para siswqaa, yang
jelas disesuaikan dengan usia siswa.
3. Sekolah perlu merekrut ( Mengabngkat) guru-guru yang yang memiliki keahlian
dalam bidang tersebut.
4. Sekolah menyediakan sarana untuk keberlangsungan penyelenggaraan tersebut.
seperti alat-alat yang diperlukan, dan tempat atau lapangan olahraga.
B. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual,
atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau
kemampuan kognitif seperti membaca, menulis dan menghitung atau CALISTING.
Sebelum masa ini, yaitu masa persekolah( usia taman kanak-kanak atau Raudatul
Athfal), daya fikir anak masi bersifat berangan-angan atau berhayal, sedangkan pada usia
SD/MI daya piker sudah berkembangnke arah berfikir konkret dan rasional.
Dilihat dari aspek kognitif, menurut piaget masa ini berada pada tahap oprasional
konkret, yang ditanda dengan :
1. Mengklasifikasi/ menggelompokan benda-benda berdasarkan cirri yang sma.
2. Menyusun mengasosiasikan / Menghubungkan atau menghitung angka-angka
atau bilangan.
3. Memecahkan masalah (problem solving) yang sederhana
Kemampuan intelektual pada dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat
mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. disamping itu kepada anak sudah
dapat diberikan dasar-dasar keilmuan seperi membaca, menulis dan berhitung.untuk
mengembangkan daya nalarnya daya cipta atau kreatifitas anak maka kepada anak perlu
diberikan peluang-peluang untuk bertanya, berpendapat, dan melihat (memberikan kritik)
tentang berbagai hal dengan pelajaran atau peristiwa yang terjadi di lingkunagn.
C. PERKEMBANGAN BAHASA
Bahasa dalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. dalam pengertian ini tercakup
semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, atau lukisan. Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang
pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Pada
awal ini anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata, dan pada masa akhir kira-kira usia 11-
12 tahun anak telah dapat menguqasai sekitar 5.000 kata (Abin Syamsuddin M, 2001; dan
Nana Syaodih S, 1990).
Dengan dikuasainya keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain,
anak sudah gemar membaca atau mendengarkan cerita yang bersifat kritis ( tentang
perjalan, petualangan atau riwayat kehidupan para pahlawan). Pada masa ini tingkat
berpikir anak sudah lebih maju, dia banyak menanyakan waktu dan soal-akibat. oleh
karena itu, kata tanya yang digunakannya pun yang semula hanya “apa” , sekarang
sudah diikuti dengan pertanyaan “di mana”, “dari mana”, “bagaimana”, “kemana”
dan “mengapa”.
Disekolah, perkembangan bahasa anak ini diperkuat dengan diberikannya mata
pelajaran bahasa ibu dan bahasa Indonesia / bahkan disekolah-sekolah lain diberikan
bahasa inggris. Dengan diberikannya pelajaran bahasa di sekolah para siswa diharapkan
dapat menguasai dan menggunakannya sebagai alat :
1. Berkomunikasi secara baik dengan orang lain
2. Mengekspresikan pikiran, perasaan, sikap atau pendapatnya
3. Memahami isi dari setiap bahan bacaan (buku, majalah, Koran, atau referensi
lain) yang dibacanya.
Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa atau keterampilan berkomunikasi
anak melalui tulisan, sebagai cara untuk mengspresikan perasaan, gagasan atau
pikirannya, maka sebaiknya kepada anak dilatihkan untuk untuk membuat karangan
atau tulisan tentang berbagai hal yang terkait dengan pengalaman hidupnya sendiri atau
kehidupan pada umunya.
D. PERKEMBANGAN EMOSI
Pada usia sekolah khususnya dikelas-kelas 4, 5, 6, anak mulai menyadari bahwa
pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima atau tida disenangioleh orang lain.
oleh karena itu dia mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol melalui peniruan
dan latihan (pembiasaan).
Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua atau guru dalam mengendalikan
emosinya sangatlah berpengaruh. apabila anaka dikembangkan di lingkungan keluarga
yang suasana emosinya stabil maka perkembangan emosi anak cenderung stabil atau
sehat. Akan tetapi apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosinya kurang
stabil atau kurang control seperti marah-marah, mudah mengeluh, kecewa dan pesimis
dalam menghadapi masalah, maka perkembangan emosi anak cenderung kurang stabil
atau tidak sehat.
Tabel Karakteristik Emosi Anak
NO
NO Karakteristik Emosi yang
Stabil Sehat
1. Menunjukkan wajah yang
cerah
2. Mau bergaul dengan teman
secara baik
3. Bergairah dalam belajar
Karakteristik Emosi yang
tidak stabil (tidak sehat)
1. Menunjukkan murung
2. Mudah tersinggung wajah yang
3. Tidak mau bergaul dengan orang lain
4. Suka marah-marah
Dapat berkonsentrasi dalam
belajar
5. Bersikap respek
(menghargai) terhadap diri
sendiri dan orang lain
6. Suka mengganggu teman
7. Tidak percaya diri
Emosi merupakan factor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu
dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. emosi positif seperti perasaan senang,
bergairah, bersemangat atau rasa ingin tahu yang tinggi akan mempengaruhi individu
untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan
penjelasan guru, membaca buku, aktif berdiskusi, mengerjakan tugas atau pekerjaan
rumah, dan disiplin dalam belajar.
Sebaliknya apabila yang menyertai proses belajar itu emosi yang negative,
seperti perasaan tidak senang, kecewa, tidak bergairah, maka peruses belajar tersebut
akan mengalami hambatan, dalam artiindividu tidak memusatkan perhatian untuk
belajar,sehingga kemungkinan besar dia akan mengalami kegagaln dalam belajarnya.
Mengingat hal tersebut, maka guru seyogianya mempunyai kepedulian untuk
menciptakan suasana proses belajar mengajar yang menyenangkan atau kondusif bagi
terciptanya proses belajar siswa secara efektif. upaya dapat ditempuh guru dalam
menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif itu adalah sebagai berikut.
1. Mengembangkan iklim (suasana) kelas yang bebas dari ketegangan, seperti
guru bersikap ramah, tidak judes atau galak.
2. Memperlakukan siswa sbagai individual yang mempunyai harga diri (sef
esteem),seperti guru menghargai pribadi, pendapat dan hasil karya wisata,
serta tidak menganakemaskan atau menganakkritikan siswa.
3. Memberikan nilai secara adil dan objektif
4. Menciptakan kondisi kelas yang tertib, bersih, dan sehat (ventilasi udara, dan
pencahayaannya baik.
thanks yaa..lumayan buat acuan bikin makalah..
BalasHapussaran: sumbernya di pos in jga dong... hmm ^^